Nasional – 01 Mei 2013 02:55 WIB
Jakarta, (Antara Sumbar) – Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah Saleh Partaonan Daulay mengatakan buruh migran seharusnya juga mendapat perhatian dalam momentum Hari Buruh Internasional yang diperingati setiap 1 Mei.
"Peringatan hari buruh sudah semestinya dijadikan sebagai salah satu momentum untuk meningkatkan kesejahteraan buruh, baik buruh domestik maupun buruh migran," kata Saleh Partaonan Daulay melalui pesan elektronik dari Kuala Lumpur diterima di Jakarta, Rabu.
Saleh menjadi pembicara kunci Peringatan Hari Buruh bertema "Langkah Strategis dalam Upaya Perbaikan Nasib kaum Buruh Migran Indonesia" yang diadakan Himpunan Tenaga Kerja Perantauan (HKTP) di Kuala Lumpur, Malaysia.
Menurut Saleh, buruh migran di negeri jiran mengeluhkan kurangnya perhatian dan kepedulian pemerintah terhadap nasib buruh, khususnya yang bekerja di luar negeri.
"Salah satu yang diharapkan buruh migran di Malaysia adalah adanya atase urusan agama di kedutaan besar. Di Malaysia, keberadaan atase urusan agama dinilai cukup mendesak," tuturnya.
Saleh mengatakan atase urusan agama diharapkan dapat menyelesaikan persoalan pernikahan dan perceraian tenaga kerja Indonesia (TKI) yang bisa saja terjadi setiap saat.
"TKI di sini mengatakan jika ada yang menikah, mereka menggunakan buku nikah asli tapi palsu yang didapatkan secara ilegal secara sembunyi-sembunyi," ujarnya.
Buku nikah asli tapi palsu yang dibeli dengan harga cukup mahal itu dicetak di Medan dan dibawa ke Malaysia oleh orang-orang yang biasa menjual jasa pencatatan nikah ilegal tersebut.
Dengan jutaan penduduk Indonesia yang bermukim di Malaysia, Saleh mengatakan sudah seharusnya pemerintah memberi perhatian dan kepedulian terhadap masalah tersebut.
"Selain itu, atase urusan agama juga dapat berfungsi sebagai penyuluh agama. TKI yang ingin bercerai misalnya, bisa mendapat nasihatagar rukun kembali. Kalau pun harus bercerai, perceraian mereka diurus dan dicatat dengan baik," pungkasnya. (*/jno)
Sumber: ANTARA Sumbar